Minggu, 28 September 2014

mengenal NLP (Nomor Lembar Peta) Rupabumi Indonesia (RBI)



Menurut PP 10 Tahun 2000 disebutkan bahwa peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu



Skala Peta
Ukuran Lintang (L)
Ukuran Bujur (B)
1 : 1.000.000
4 °
6 °
1 : 500.000
2 °
3 °
1 : 250.000
1 °
1 ° 30’
1 : 100.000
30‘
30’
1 : 50.000
15’
15’
1 : 25.000
7’ 30”
7’ 30”
1 : 10.000
2’ 30”
2’ 30”

Tabel 1. Ukuran lembar peta berdasarkan skala peta

Dari Tabel 1 dapat dilihat terjadi beberapa variasi luas cakupan area peta, sehingga pembagian suatu nomor lembar peta (NLP) memberikan jumlah matriks yang tidak seragam, misalnya berjumlah 4 atau 9. Sistematika pembagian ukuran peta skala 1:1.000.000 hingga 1:10.000 seperti pada Gambar.1


Gambar 1. Sistematika Ukuran Peta (dari skala 1:1.000.000 sampai 1:10.000)

Setiap negara mempunyai sistem penomoran peta masing-masing. Oleh karena itu nomor peta umumnya unik. Sistem penomoran Peta Rupabumi Indonesia dalam bentuk kode numerik. Dari nomor tersebut dapat diketahui lokasi dimana suatu daerah berada lengkap dengan skala petanya

 Sistematika penomoran indeks peta di Indonesia dimulai dari 90 o BT dan 15 o LS dan seterusnya hingga ke arah Utara dan ke arah Timur. Sistem penomoran untuk lembar Peta Rupabumi Indonesia dimulai dari skala 1:250.000 (4 digit) lalu diturunkan sampai ke skala 1:10.000 8 (digit).

Urutan penomoran Peta Rupabumi yang diterbitkan BADAN INFORMASI GEOSPASIAL mengikuti aturan tertentu dimana secara skematis penomorannya tersaji pada Gambar 2 dan keterangan untuk setiap pembagian wilayah dan sistematika penomorannya tersaji pada Tabel 2. Gambar 2 adalah contoh untuk nomor 1209 yang merupakan nomor untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.






 Gambar 2. Urutan Penomoran Peta Rupabumi Indonesia

Nomor NLP
Keterangan
1209
Nomor lembar peta skala 1 : 250.000, format 1 ° x 1 ° 30’. Satu NLP dibagi menjadi 6 NLP pada skala 1 : 100.000 masing-masing berukuran 30’ x 30’
1209 - 1
Nomor lembar peta skala 1 : 100.000, format 30’ x 30’. Satu NLP dibagi menjadi 4 NLP pada skala 1 : 50.000 masing-masing berukuran 15’ x 15’
1209 - 43
Nomor lembar peta skala 1 : 50.000, format 15’ x 15’. Satu NLP dibagi menjadi 4 NLP pada skala 1 : 25.000 masing-masing berukuran 7’ 30” x 7’ 30”
1209 - 224
Nomor lembar peta skala 1 : 25.000, format 7’ 30” x 7’ 30”. Satu NLP dibagi menjadi 9 NLP pada skala 1 : 10.000 masing-masing berukuran 2’ 30” x 2’ 30”
1209 - 6229
Nomor lembar peta skala 1 : 10.000, format 2’ 30” x 2’ 30”

 Tabel 2. Seri Peta Rupabumi Indonesia

Pada lembar peta skala 1:250.000 sistem penomorannya mengikuti arah besaran grid, yaitu semakin ke kanan dua angka di depan semakin bertambah (lihat angka merah pada Gambar 3) dan semakin ke atas dua angka di belakang yang semakin bertambah (lihat angka hitam pada Gambar 3). Pada setiap nomor lembar tersebut juga terdapat nama lembar peta, seperti pada tampilan berikut ;




Sumber data : Pusjasinfo -BIG 
sumber data :tutorial sistem indeks penomoran peta  Badan Informasi Geospasial (BIG)

Minggu, 14 September 2014

MENGENALI SIFAT-SIFAT MANUSIA (NGAJI DIRI)

5   (LIMA) PILAR MENGUJI SIFAT-SIFAT KEBOHONGAN

1. Pola bicara dan nada suara mendadak berubah
·         Orang yang berkata jujur akan cenderung konstan pola bicara dan nada suaranya. Namun, jika mendadak mengubah pola bicara dan nada suaranya, dari yang aktif menjadi lemah lembut tanpa sebab bisa jadi saat itu dia sedang berbohong.
·         Umumnya perubahan tersebut disebabkan adaptasi dalam sinkronisasi otak dan mulut dalam menentukan ucapan yang pantas untuk disampaikan. Saat nada bicara berubah cepat berarti yang bersangkutan ingin menyudahi pembicaraan, dan sedangkan jika nada suara menjadi pelan maka yang bersangkutan tengah berupaya meyakinkan lawan bicara dengan ucapan rekaannya. 

2. Menghindari menggunakan kata 'aku' dalam obrolan
·         Orang yang tengah berbohong cenderung menceritakan banyak hal tanpa menggunakan kata 'aku'. Hal ini disebabkan karena kata 'aku' mengandung kepercayaan diri, di mana saat berbohong, perasaan tersebut menjadi rancu di dalam hati.
·         Jika sekilas seseorang yang sedang berbohong terlihat meyakinkan, sesungguhnya dia tengah dilanda ketakutan bahwa ucapan fiktifnya akan diketahui orang lain.
·         Terlebih, jika dalam perbincangan panjang lebar, yang bersangkutan sering bercerita mengenai dirinya, namun jarang menggunakan  kata 'aku' sudah dapat dipastikan tengah berbohong.

3. Selalu memiliki jawaban untuk banyak pertanyaan
·         Hal ini sebenarnya agak rancu, karena belum tentu yang selalu berhasil menjawab beragam pertanyaan adalah mereka yang tengah berbohong.
·         Namun, jika Anda mencoba bertanya mengenai sesuatu yang tampak mustahil dijawab dengan mudah, dan ternyata yang bersangkutan menjawabnya dengan penjelasan panjang lebar yang sulit ditemui titik simpulnya, maka sudah dipastikan yang bersangkutan tengah berbohong. 

4. Terlihat gugup dan berkelakar panjang lebar tanpa alasan
·         Perasaan gugup yang menandakan seseorang tengah berbohong dapat dilihat dari polah tingkah tidak biasa yang ditunjukkan di depan lawan bicaranya.
·         Seperti berkali-kali mengelap kaca mata, memainkan benda-benda yang ada di hadapnnya, atau berkal-kali membenarkan letak pakaiannya.
·         Selain itu, saat seseorang berbohong biasanya menceritakan suatu hal panjang lebar, sebagai contoh ketika ditanya tentang pertanyaan A, maka dia menjawabnya dengan panjang lebar tanpa arah
5. Berkali-kali mengungkapkan kata 'penanda jujur' berkali-kali
·         Kata 'penanda jujur' adalah ungkapan-ungkapan yang diucapkan untuk meyakinkan seseorang, seperti 'sejujurnya', 'sumpah, saya….', dan 'demi Tuhan…

·         Orang yang jujur akan sedikit mengucapkan kata-kata tersebut, dan umumnya dalam nada yang tegas. Sedang saat berbohong, seseorang cenderung akan mengatakan kata 'penanda jujur' berkali-kali dengan nada bicara yang terkesan panik guna meyakinkan lawan bicaranya. 

hanya ALLOH S.W.T yang maha tahu amiiiiin .... diceritakan kembali 

Senin, 08 September 2014

survei pengumpulan data segmen batas administrasi di kabupaten dan kota papua


SENTANI, Sebanyak 5000 bendera merah putih berukuran 50 X 70 Cm disiapkan pemerintah Kabupaten Jayapura menjelang peringatan HUT ke- 47 kembalinya Irian Barat (Papua) ke NKRI, 1 Mei mendatang. Sebagian bendera telah dipasang di sepanjang jalan Kota Sentani hingga batas Kota Waena, Jayapura.

Menurut Ketua Panitia Peringatan 1 Mei, Buce D Batkorumbawa, SH, moment ini sangat berharga dan selalu diperingati setiap tahunnya di seluruh tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura.

“Untuk itu, tanggal 1 Mei akan diupayakan semeriah mungkin dengan menggelar berbagai kegiatan, termasuk menghiasasi kota Sentani dengan Bendera Merah Putih,” katanya, Selasa (27/4).

Melalui moment ini, dia mengajak semua komponen bangsa agar selalu menghargai jasa para pahlawannya. Buce juga mengajak semua anak-anak bangsa agar menghilangkan perbedaan yang kini masih nampak soal integrasi Papua ke NKRI. 








I.1 Sejarah Provinsi Papua
Pulau Irian  Jaya terletak paling timur pada peta Negara kesatuan Republik Indonesia awal terbentuknya provinsi irian jaya  wilayahnya masih mencakup keseluruhan pulau irian jaya, baru pada zaman pemerintahan presiden Gus Dur  presdisen Republik Indonesia Ke 3 nama provinsi irian jaya di rubah nama menjadi provinsi Papua.
Secara administratif, Provinsi Papua  mempunyai luas wilayah daratan dan lautan  ditambah beberapa kabupaten kepulauan Raja Ampat, Kepulauan Biak dan kepulauan Yapen. Secara tegas mempunyai  batas administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Fasifik.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Aru dan Negara Australia.
Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Papua Nugini
Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Papua Barat
Semua batas-batas yang ada di provinsi papua masih merupakan  batas indikatif dan belum ada batas  kabupaten dan kota yang sudah definitif .
Dengan ada Undang-Undang no. 78 tahun 2007 dalam perkembangan provinsi papua sudah mekar menjadi 2 (dua) provinsi yaitu Provinsi Papua Barat ibukota sorong sedangkan provinsi induk ibukota Jayapura, sedangkan kan provinsi papua sebagai provinsi induk mempunyai  28 kabupaten dan 1 kota,

Tabel 1. Wilayah Administrasi di Provinsi Papua
NO
NAMA PROVINSI
Kode
Prov
Kode
Kab
NAMA KABUPATEN DAN KOTA
IBUKOTA KABUPATEN
1
PAPUA
91
1
ASMAT
AGATS
91
2
BIAK NUMFOR
BIAK
91
3
BOVENDIGEOL
TANAH MERAH
91
4
DEIYAI
WAGHETE
91
5
DOGIYAI
KIGAMANI
91
6
INTAN JAYA
SUGAPA
91
7
JAYAPURA
SENTANI
91
8
JAYAWIJAYA
WAMENA
91
9
KEEROM
ARSO
91
10
KEPULAUAN YAPEN
SERUI
91
11
LANNY JAYA
TIOM
91
12
MAMBERAMO RAYA
BURMESO
91
13
MAMBERAMO TENGAH
KOBAKMA
91
14
MAPPI
KEPI
91
15
MERAUKE
MERAUKE
91
16
MIMIKA
TIMIKA
91
17
NABIRE
NABIRE

91
18
NDUGA
KENYAM
91
19
PANIAI
ENAROTALI
91
20
PEGUNUNGAN BINTANG
OKSIBIL
91
21
PUNCAK
ILAGA
91
22
PUNCAK JAYA
KOTA MULYA
91
23
SARMI
SARMI
91
24
SUPIORI
SORENDIWERI
91
25
TOLIKARA
KARUBAGA
91
26
WAROPEN
BOTAWA
91
27
YAHUKIMO
SUMOHAI
91
28
YALIMO
ELELIM
91
29
KOTA JAYAPURA
JAYAPURA



 I.2 Maksud dan Tujuan
            Survei pendahuluan dimaksudkan untuk memperoleh data-data spasial administrasi Provinsi Papua dan informasi tentang data kewilayahan Provinsi  serta informasi tentang batas-batas dengan Kabupaten/Kota tetangga maupun informasi batas-batas yang ada didalam wilayah Provinsi tersebut yaitu informasi batas-batas Kabupaten maupun Kecamatan untuk mengetahui apakah ada permasalahan  batas dan sejauh mana telah dilakukan penataan batasnya.

1.4. Personil Pelaksana
Dalam Kegiatan Survei  di provinsi papua, personil pelaksana adalah dari Pusat Pemetaan Batas Wilayah (PPBW-BIG) :
1.      Budi Prayitno
2.      M u s t o p a

1.5 Peralatan
No
Nama Jenis Alat
Jumlah
1
Laptop
1 Unit
2
Kamera
1 Unit
3
GPS Navigasi
1 Unit
4
Scanner
1 Unit

Perangkat Lunak

5
Autodesk Map
1 Unit
6
ArcGIS
1 Unit
7
Global Mapper
1 Unit