Kamis, 10 Juli 2014

Seorang kakek dengan 2 buah pepaya (renungan Ju'mat 11 Juli 2014)

DI suatu dusun tinggal seorang kakek di mana  suatu sore hari seorang kakek duduk-duduk di halaman rumah sambil memperhatikan ke arah pohon pepaya yang sudah berbuah, hanya dua buah yang sudah matang dan si kakek ber pikir bercampur bimbang kapan saya akan petik sekarang atau besok,  singkat cerita si kakek memutuskan untuk memetik buah pepaya yang sudah matang ke esokan harinya karena sekarang sudah menjelang malam dan suara adzan  magrib di mesjid sudah berkumandang si kakek lebih memilih untuk menunaikan sholat magrib, malam semakin larut dan berganti hari, keesokan harinya pagi -pagi  sikakek  seperti biasa duduk di teras sambil menikmati secangkir kopi dengan memperhatikan halaman depan rumah ketika  memperhatikan pohon pepaya sikakek sangat terkejut bercampur kaget ternyata buah pepaya yang akan di petik hari ini sudah berkurang satu, sikakek bukan berpikir untuk mencari siapa yang mengambil buah pepaya miliknya, tapi sebaliknya sikakek malahan berpikir kasihan  yang telah mengambil buah pepaya miliknya itu, untuk mendapatkan sebuah pepaya yang sudah matang kemungkin sipencuri harus bersusah payah berjuang untuk melewati pagar tembok yang tinggi kemudian harus berhati-hati supaya tidak di ketahui oleh sipemilik buah pepaya setelah melewati rintang itu harus memanjat pohon pepaya yang tinggi, secara spontan berpikir gimana jika saya carikan tangga untuk lebih mudah mengambil buah pepaya lainnya, sehingga tidak perlu memanjat pohon pepaya yang tinggi,  disandarkannya  tangga di samping pohon pepaya  itu. singkat cerita ke esokan  hari buah pepaya miliknya masih ada tidak ada yang mengambilnya, sikakek penasaran sambil melamun apa semalam si pencuri tidak datang kemana mereka sapai tidak sempat mengambil buah pepaya satunya lagi, sampai suatu ketika datang lah  seorang laki-laki berbadan tegap dengan membawa beberapa buah pepaya yang masih bagus dan segar  yang di belinya dari pasar untuk di berikan sebagai pengganti buah pepaya yang di curi kemarin, si pencuri berkata; kakek ini saya ganti buah pepaya yang pernah saya curi dari pohon di depan rumah, saya merasa sangat bersalah dan akan menerima resiko hukuman apapun yang akan di berikan padanya, kemudian sikakek bingung dan berpikir Oh..Ya...jadi ini sipencuri yang selama ini mencuri buah pepaya di depan rumah tapi bukannya memberikan hukuman pada si pencuri malah sikakek merasa bersyukur kepada Alloh s.w.t yang telah memberikan hidayah untuk mengingat kebenaran berterima kasih telah meyadarkan si pencuri.

PERTANYAANYA;  mampukah kita berbuat baik kepada orang yang telah berbuat jahat dan berpikiran positif (khusnudhon) terhadap setiap kejadian yang terjadi pada kehidupan kita Wallohualam bishowaf hanya ALLOH S.W.T. 
semoga bermanfaat dan kita renungkan di bulan yang penuh berkah "SELAMAT MENUNAIKAN IBDAHA PUASA 1435 H" semoga amal dan ibadahnya di  terima amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin